Oleh : Ayu Suryadi (Kohati HMI Cabang Ambon)
AMBON,KM– Makan Siang Gratis (MBG) merupakan program unggulan yang merupakan janji Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran semasa kampanye Pemilu 2024 sebagai langkah strategis pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengatasi stunting serta menggerakkan ekonomi masyarakat.
Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah disetujui senilai Rp 71 triliun oleh DPR RI dan program MBG ini juga telah resmi di jalankan mulai 06 Januari 2025.
Apabila dikaji, selain sebagai program yang hadir untuk mengatasi problem kebutuhan dasar masyarakat dan stunting, program ini juga dapat memberikan efek domino positif terhadap perekonomian masyarakat lokal, apabila pemerintah benar-benar serius memperhatikan rantai pasok bahan pangannya menggunakan pangan lokal.
Tidak boleh menggunakan bahan pangan impor dari daerah lain, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat lokal. Diketahui, kebutuhan pasokan bahan pangan program MBG di Maluku Jumlah sekolah di Maluku mulai dari Sekolah Dasar 1815 unit, SMP 696 unit, dan SMA 288 unit, dengan jumlah keseluruhan siswa 366.012 siswa (BPS, 2023).
Itu artinya unit porsi makanan yang harus disediakan setiap harinya sebanyak jumlah keseluruhan siswa di provinsi Maluku. Dengan demikian butuh pasokan bahan pangan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Potensi Pangan lokal dan Perikanan di Maluku
Selain beras, hasil produksi masyarakat di Maluku, pangan lokal seperti sagu, umbi-umbian harus menjadi bahan pangan dalam Program MBG ini mengingat sumber karbohidrat masyarakat Maluku sehari-harinya tidak hanya berasal dari beras.
Selain itu, Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional dengan potensi Ikan melimpah harus menggunakan ikan sebagai sumber protein MBG. Tidak boleh yang lain. Sumber protein lain hanya boleh digunakan apabila pasokan ikan kurang.
Bahan pangan lainnya seperti sayuran, rempah, dan buah juga harus di supplai oleh petani lokal. Dengan demikian benar-benar bisa memberikan efek domino positif terhadap petani dan nelayan di Maluku.
Dampak Positif mendorong Pangan Lokal Sebagai Bahan MBG di Maluku
Kami berharap Program MBG dengan pangan lokal dapat benar-benar diperhatikan oleh pemerintah sehingga dapat meningkatkan ketersediaan makanan bergizi bagi generasi, mendorong penggunaan pangan lokal yang lebih seimbang dan bergizi, mendukung kemandirian pangan nasional, mendorong pemberdayaan dan meningkatkan pendapatan petani dan nelayan lokal serta megurangi ketergantungan impor.
Tujuannya agar selain dapat menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan gizi masyarakat, juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, mengurangi tingkat kemiskinan dan yang paling penting dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Maluku akan pentingnya pangan lokal serta kemandirian (swasembada) pangan.
Program ini hanya akan berhasil apabila dapat memberdayakan petani dan nelayan lokal di Maluku, memiliki strategi implementasi yang jelas, monitoring dan evaluasi program secara ketat dan berkala, serta kerja sama yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil. (KM01)
