POLITIK

Perang Elektabilitas dan Klaim Dukungan Prabowo dalam Pilkada Maluku 2024

Risno Ibrahim, Anak Muda Maluku

Oleh : Risno Ibrahim (Anak Muda Maluku)

AMBON,KM–Pilkada Maluku 2024 semakin memanas, memperlihatkan persaingan ketat antara dua pasangan kandidat utama: Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath versus Murad Ismail-Michael Wattimena.

Selain program dan strategi kampanye yang telah dijalankan, kontestasi ini turut diwarnai oleh peran lembaga survei yang kian intens dalam mempublikasikan hasil elektabilitas masing-masing pasangan calon, serta klaim terhadap kedekatan dengan figur nasional Prabowo Subianto.

Kedua aspek ini tak hanya memengaruhi persepsi publik tetapi juga menjadi instrumen penting dalam menciptakan citra dan membangun kepercayaan calon di mata masyarakat Maluku.

Dalam rentang waktu beberapa minggu belakangan ini, beberapa lembaga survei mulai merilis hasil elektabilitas para kandidat di Pilkada Maluku 2024. Masing-masing pasangan, Hendrik Lewerissa-Abdullah Vanath dan Murad Ismail-Michael Wattimena, mengklaim unggul berdasarkan hasil survei dari lembaga-lembaga yang mereka anggap kredibel.

Hal ini menciptakan ruang kompetisi di mana persepsi masyarakat terhadap popularitas dan peluang kemenangan masing-masing kandidat berayun seiring dengan angka-angka yang dipublikasikan.

Lembaga survei melaporkan hasil yang menunjukkan pasangan Hendrik-Abdullah memiliki elektabilitas yang lebih tinggi. Menurut klaim dari pihak Hendrik-Abdullah, dukungan ini merupakan bukti bahwa aspirasi perubahan yang diusung mereka berhasil menyentuh hati masyarakat Maluku, terutama dengan pendekatan yang lebih akrab dan keterikatan mereka dengan para tokoh lokal berpengaruh.

Klaim unggulnya elektabilitas pasangan Hendrik-Abdullah ini linier dengan perpindahan dukungan tokoh-tokoh lokal yang sebelumnya mendukung Murad di Pilkada 2019, seperti Sam Latuconsina, Rofik Akbar Affifudin, F. Alimudin Kolatlena, dan tokoh-tokoh lainnya yang kini berpihak kepada Hendrik. Hal ini menjadi poin penting bagi Hendrik-Abdullah untuk memperlihatkan bahwa mereka memiliki kepercayaan dan dukungan kuat dari basis akar rumput.

Di sisi lain, lembaga survei lain mengatakan pasangan Murad Ismail-Michael Wattimena menunjukkan hasil yang berlawanan, di mana pasangan petahana ini dianggap memiliki keunggulan elektabilitas. Klaim keunggulan ini banyak didasarkan pada rekam jejak kepemimpinan Murad selama periode sebelumnya, serta keterkaitan mereka dengan program-program yang telah berjalan di Maluku.

Pasangan Murad-Michael mengedepankan stabilitas dan kesinambungan program, menjadikan pengalaman mereka sebagai nilai jual utama. Bagi masyarakat yang merasa telah merasakan dampak positif dari kebijakan Murad sebelumnya, angka elektabilitas yang mengungguli Murad-Mickel menjadi alasan untuk melanjutkan kepemimpinan mereka.

Namun, kedua klaim elektabilitas ini pada dasarnya mencerminkan persaingan sengit dalam merebut perhatian publik. Bagi Hendrik-Abdullah, klaim elektabilitas yang tinggi menjadi upaya untuk menanamkan citra mereka sebagai pasangan yang memiliki momentum untuk membawa perubahan.

Sementara bagi Murad-Mickel, keunggulan elektabilitas yang diklaim menjadi simbol bahwa stabilitas kepemimpinan mereka masih diminati dan dipercayai masyarakat. Dengan hasil survei yang terus diungkapkan ke publik, masyarakat Maluku kini berhadapan dengan narasi ganda yang menawarkan dua pilihan kepemimpinan yang berbeda: perubahan bersama Hendrik-Abdullah atau kesinambungan bersama Murad-Michael.

Selain klaim elektabilitas, klaim dukungan dari figur nasional, khususnya Prabowo Subianto, menjadi titik sorotan yang tak kalah menarik. Dalam beberapa kesempatan, kedua pasangan kandidat sama-sama menonjolkan kedekatan mereka dengan Prabowo, yang merupakan salah satu figur politik nasional paling berpengaruh. Kedekatan ini diklaim oleh kedua belah pihak sebagai keuntungan strategis, dengan harapan dapat menarik pemilih yang memandang Prabowo sebagai sosok pemimpin nasional yang ideal.

Pasangan Hendrik-Abdullah secara aktif menekankan klaim kedekatan mereka dengan Prabowo, menganggapnya sebagai simbol bahwa mereka diakui dan didukung oleh tokoh nasional yang kuat. Klaim ini tak hanya sekadar menunjukkan kedekatan personal, tetapi juga memperlihatkan bahwa pasangan Hendrik-Abdullah mampu membawa aspirasi masyarakat Maluku ke panggung nasional.

Dukungan Prabowo, menurut klaim mereka, memberi sinyal bahwa Hendrik-Abdullah memiliki hubungan yang erat dengan pusat kekuasaan dan mampu menghadirkan perhatian dari pemerintah pusat untuk pembangunan di Maluku.

Di sisi lain, pasangan Murad-Michael pun tak tinggal diam dalam memanfaatkan klaim kedekatan mereka dengan Prabowo. Murad, sebagai petahana, mengklaim bahwa dirinya memiliki sejarah hubungan baik dengan Prabowo, yang secara simbolis menandakan kesinambungan antara kepemimpinan di tingkat daerah dan dukungan dari pusat.

Bagi pendukung Murad-Michael, klaim dukungan Prabowo adalah bukti bahwa kepemimpinan Murad di Maluku mendapat pengakuan dari pusat, dan hubungan ini dianggap sebagai jaminan untuk melanjutkan stabilitas politik dan pembangunan yang telah dimulai. Dengan demikian, dukungan Prabowo menjadi elemen penting yang ingin ditunjukkan Murad-Michael untuk memperkuat kepercayaan pemilih terhadap kesinambungan visi mereka.

Dalam konteks politik lokal Maluku yang sangat phobia berada di barisan kekalahan, klaim elektabilitas dan dukungan Prabowo dari kedua pasangan kandidat tidak hanya menjadi alat kampanye tetapi juga instrumen yang membentuk persepsi dan keberpihakan publik secara mendalam.

Publikasi hasil survei elektabilitas yang bervariasi membuat pemilih harus mempertimbangkan dua narasi yang sama kuatnya, di mana baik Hendrik-Abdullah maupun Murad-Michael mengklaim bahwa merekalah yang lebih dipercaya oleh masyarakat. Sementara itu, klaim kedekatan dengan Prabowo Subianto membawa daya tarik tersendiri, terutama bagi pemilih yang mendukung tokoh nasional tersebut dan menginginkan pemimpin daerah yang memiliki hubungan erat dengan pusat kekuasaan.

Bagi Hendrik-Abdullah, dukungan tokoh lokal yang berpindah dari Murad di Pilkada 2019 ke pasangan mereka menjadi simbol kuat bahwa masyarakat Maluku mencari sosok baru yang lebih mengedepankan perubahan. Di sisi lain, klaim kedekatan mereka dengan Prabowo menunjukkan bahwa Hendrik-Abdullah memiliki akses yang tidak kalah kuat ke figur nasional, yang diyakini akan membawa manfaat bagi Maluku.

Kombinasi antara hasil survei yang menunjukkan elektabilitas tinggi, dukungan sejumlah tokoh lokal dan nasional memperkuat posisi mereka sebagai pasangan yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat Maluku saat ini.

Bagi Murad-Mickel, keunggulan elektabilitas yang diklaim menjadi elemen penting untuk mempertahankan posisi sebagai petahana.
Pasangan ini berupaya memperkuat narasi bahwa program-program yang mereka tawarkan memiliki keberlanjutan, dan pengalaman mereka dalam memimpin Maluku selama beberapa tahun terakhir adalah alasan mengapa mereka layak dipilih kembali. Klaim kedekatan dengan Prabowo yang ditegaskan oleh Murad-Michael mengisyaratkan bahwa meskipun ada peralihan dukungan tokoh lokal, mereka tetap memiliki hubungan yang kuat dengan pusat kekuasaan, yang dapat membantu dalam menjaga stabilitas politik dan pembangunan di Maluku.

Pilkada Maluku 2024 menjadi salah satu kontestasi yang memperlihatkan bahwa persaingan dalam politik lokal bukan hanya tentang kandidat itu sendiri tetapi juga tentang bagaimana dukungan lokal dan nasional berperan dalam membentuk persepsi publik. Klaim elektabilitas yang dirilis oleh lembaga survei memperlihatkan dua narasi kuat yang bersaing ketat di mata masyarakat: di satu sisi, pasangan Hendrik Lewerisa-Abdullah Vanath didukung oleh banyak tokoh lokal dan mengusung perubahan. Di sisi lain, pasangan Murad Ismail-Mickel Watimena mempertahankan narasi kesinambungan dan stabilitas berdasarkan pengalaman kepemimpinan mereka.

Kedekatan dengan Prabowo Subianto, yang diklaim oleh kedua pasangan, juga memberikan warna tersendiri bagi Pilkada ini. Dukungan Prabowo menjadi nilai tambah bagi kedua pasangan, yang sama-sama mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan yang kuat dengan figur nasional ini. Di tengah dinamika persaingan yang semakin sengit, publik Maluku kini dihadapkan pada pilihan antara pasangan yang membawa janji perubahan dengan dukungan lokal yang kuat, serta pasangan petahana yang mengusung kesinambungan dengan akses kepada kekuatan nasional.

Pada akhirnya, klaim elektabilitas dan kedekatan dengan Prabowo dapat menjadi modal yang memengaruhi dukungan masyarakat. Persoalan ini pembaca bisa mengambil kesimpulan sendiri. Selain itu, dalam konteks Pilkada Maluku yang kental dengan pengaruh tokoh lokal, mendapat dukungan mereka sangat berperan penting dalam memobilisasi pemilih akar rumput.
Siapa pun yang benar-benar memiliki tiga instrumen yaitu, keunggulan survei, dukungan partai penguasa, dan dukungan tokoh lokal kemungkinan besar berpeluang memimpin Maluku di masa depan. (**)

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

To Top