AMBON,KilasMaluku. – Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan tren digitalisasi di berbagai sektor, kemudahan dalam melakukan transaksi menjadi salah satu prioritas utama bagi masyarakat Indonesia.
Salah satu inovasi yang telah mengubah cara kita bertransaksi adalah QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard, sebuah sistem pembayaran berbasis QR code yang dirancang untuk memudahkan pembayaran secara digital.
QRIS, yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia sejak 2019, kini semakin banyak digunakan oleh masyarakat dan pelaku usaha di seluruh Indonesia.
Sistem ini memungkinkan transaksi pembayaran secara instan hanya dengan memindai QR code melalui aplikasi dompet digital atau bank yang telah terintegrasi dengan QRIS, tanpa perlu membawa uang tunai atau kartu kredit.
Berdasarkan Observasi awal yang dilakukan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon, didapatkan fakta bahwa masih ada beberapa dosen yang belum mengetahui tentang penggunaan QRIS sebagai alat transaksi pembayaran.
“Hal ini terlihat dari hasil wawancara beberapa dosen di jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon, “jelas Hasmawati, ketua tim peniliti.
Menurutnya sebagian dosen jurusan akuntansi politeknik negeri ambon mempunyai pemahaman yang belum maksimal dalam penggunaan FINTECH QRIS. Hal itu disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang penggunaan QRIS khususnya di kota Ambon ini.
Riset yang berjudul “Persepsi Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon Terhadap Penggunaan Fintech QRIS” ini bertujuan untuk menganalisis persepsi dosen Akuntansi Politeknik Negeri Ambon terhadap penggunaan fintech QRIS sebagai alat transaksi pembayaran.
Dengan memahami aspek-aspek ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan FINTECH QRIS sebagai alat transaksi pembayaran.
“Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan QRIS,” ujar Hasmawati. (***)
