KILAS AMBON

Dukungan Penuh Dari Maluku Untuk Atlet Karate dan Wushu di PON Beladiri 2025 di Jawa Tengah

AMBON,Kilasmaluku.id–Kontingen Maluku yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri 2025 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih menyisakan asa dari dua Cabang Olahraga (Cabor) untuk mendulang medali.

Setelah sukses mengumpulkan enam medali dari Cabor Silat dan Kempo, kini fokus beralih ke Cabor Karate dan Wushu yang dijadwalkan mulai bertanding hari ini.

Dukungan penuh mengalir dari Maluku. Wakil Ketua Umum 2 Bidang Organisasi, Hukum, dan HUMAS, Roy J. Mongie, menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian atlet sejauh ini.

“Kita doakan, dua cabor tersisa juga akan menyumbangkan medali, mengikuti jejak Cabor Silat dan Kempo,” ujar Mongie di sela-sela penjemputan kontingen Silat dan Kempo di Bandara Pattimura, Ambon, Rabu (22/10/2025).

Sementara itu, Komando Pengendali Kontingen PON Beladiri 2025, Prof. Dr. Albertus Fenanlampir, M.Pd., AIFO, atau yang akrab disapa Abe, mengakui bahwa peluang Maluku menambah pundi-pundi medali tetap terbuka, meskipun ia tak berani menjamin perolehan medali emas.

“Beta (saya) seng (tidak) bisa jamin dapat medali emas untuk dua cabor ini. Tapi semua kemungkinan itu tetap ada,” ungkapnya kepada awak media melalui pesan WhatsApp.

Secara jujur, Prof. Abe menyoroti tantangan fisik yang dihadapi atlet Maluku di Cabor Karate dan Wushu, terutama jika dilihat dari kacamata ilmiah. Menurutnya, kondisi fisik atlet Maluku masih jauh dari standar ideal yang disyaratkan untuk seorang atlet terlatih.

“Katong (kita) pung atlet Vo2 Max cuma berkisar 28-30. Padahal seorang atlet terlatih butuh Vo2 Max putri minimal 55 sedangkan putra minimal 60,” jelasnya.

Vo2 Max merupakan indikator penting yang mengukur kemampuan maksimal tubuh untuk menggunakan oksigen saat berolahraga intensif.

Meskipun demikian, Prof. Abe menekankan bahwa performa atlet tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik. Aspek psikologis dan spiritual juga memiliki pengaruh besar, meski sulit untuk diukur.

“Nah ini yang beta sandiri seng pung kemampuan mengukur atau menakarnya,” bebernya.

Berpegang pada faktor non-teknis ini, Prof. Abe tetap optimis. Menurutnya, kejutan selalu mungkin terjadi, seperti yang dibuktikan oleh hasil positif enam medali dari Cabor Silat dan Kempo sebelumnya.

“Intinya kita harus tetap optimis dan memberikan *suport* kepada para atlet, karena sejatinya kita datang bukan semata untuk meraih medali tapi juga pengalaman untuk memberikan jam terbang kepada atlet kita,” tutupnya, memberikan penekanan bahwa partisipasi adalah bagian penting dari pembinaan atlet Maluku. (**)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

To Top