AMBON,Kilasmaluku.id– Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan (FPIK) Universitas Pattimura Ambon mendukung pembangunan ekonomi biru di desa pesisir terutama di pulau-pulau kecil yang tersebar di provinsi Maluku.
“lebih dari 1.300 pulau, Maluku memiliki potensi kelautan yang sangat besar, namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal,” kata Dekan FPIK Unpatti Prof Yoisye Lopulalan dalam di Ambon, Senin.
Melalui program pendidikan dan pengabdian masyarakat, FPIK Unpatti menyiapkan lulusan yang mampu menghadapi tantangan spesifik wilayah pesisir, seperti keterbatasan akses pasar, minimnya teknologi pengolahan hasil laut, dan perlunya pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Menurutnya semua wilayah pesisir memiliki karakteristik masing-masing, tetapi keunikan Maluku terletak pada banyaknya pulau kecil yang dihuni oleh masyarakat.
“Mereka perlu diberdayakan secara ekonomi, dan lulusan FPIK Unpatti siap memberikan solusi atas tantangan yang mereka hadapi,” ungkapnya
Pihaknya memaksimalkan beragam program studi dalam pengabdian pada masyarakat seperti program Ilmu Kelautan berfokus pada restorasi sumber daya di pulau-pulau kecil.
Manajemen Sumber Daya Perikanan bertujuan mengatur pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, Budidaya Perikanan yang kini menjadi program unggulan Kementerian Kelautan untuk meningkatkan produktivitas sektor budidaya di Maluku.
Selanjutnya Teknologi dan Sistem Produksi Perikanan mengembangkan inovasi pengolahan hasil perikanan agar lebih produktif, dan Pemasaran Hasil Perikanan, yang memastikan produk perikanan dari Maluku dapat terserap dengan baik di pasar.
Upaya ini sejalan dengan langkah Pemerintah Provinsi Maluku sejak 2024 hingga 2025 telah mengembangkan berbagai program berbasis ekonomi biru, mulai dari budidaya rumput laut yang baru memanfaatkan sekitar 5,37 persen dari total potensi 158.000 hektare, hingga peningkatan kawasan konservasi laut yang ditargetkan mencapai 30 persen wilayah laut Maluku.
Diharapkan masyarakat di pulau-pulau kecil dapat diberdayakan secara ekonomi dan sosial, serta menjadikan Maluku sebagai contoh nyata pengembangan ekonomi biru berbasis komunitas. (**)
