HUKUM & KRIMINAL

Inilah Haji Markus, Sang Donatur, Penjual B3, Pemilik Bak Rendaman di PETI Gunung Botak yang Tak Disentuh Hukum

Jamaludin Alias Haji Markus

AMBON,KM– Diduga punya bekingan dalam menjalankan bisnis ilegal di pertambangan emas gunung botak, Pulau Buru, Maluku, Haji Markus hingga kini tak disentuh pihak kepolisian.

Jamaludin alias haji Markus ini bukan hanya pemain atau mafia tambang saja. Ia merupakan donatur utama dalam mengelola dan menjalankan aktivitas ilegalnya di pertambangan emas pulau buru.

Mirisnya, banyak pengusaha dan donatur di tambang emas ilegal Gunung Botak beberapa bulan terakhir telah ekspos Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Krimsus) Polda Maluku. Berbeda dengan Jamaludin alias Haji Markus, sampai saat ini masih bebas menjalankan bisnisnya dan tak pernah disentuh hukum.

Padahal, sebagian besar masyarakat Pulau Buru mengenal sosok Haji Markus. Tak hanya sebagai donatur Ia juga kerap dan terang terangan menjual bahan berbaya dan beracun (B3) di area pertambangan emas ilegal gunung botak.

Tak hanya itu, informasi yang dihimpun media ini. Haji Markus juga memiliki Bak Rendaman (metode pengelolaan material emas) yang berlokasi di Jalur B, Dusun Wamsait, Desa Dava, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku yang masih aktif beroperasi hingga sekarang.

Diketahui, aktivitas ilegal yang dilakukan oleh Haji Markus tidak pernah tersentuh oleh hukum, baik Polsek Waeapo, Polres Buru, bahkan Polda Maluku.

Padahal, aktivitas tersebut berada di wilayah hukum Polsek Waeapo, Polres Buru, tapi sama sekali tidak ada penindakan hukum secara tegas.

Olehnya itu, pihak kepolisian dan DPRD Kabupaten Buru harus ambil langkah tegas serta perlu meninjau lokasi operasi tong dan bak milik Haji Markus.

Serta, DPRD perlu pertanyakan soal izin operasi yang dilakukannya selama ini. Pasalnya, aktivitas pengolahan material dengan metode tong dan bak, sudah dia lakukan kurang lebih 4 tahun.(*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

To Top