AMBON,KM– Saadiah Uluputti, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, dapil Maluku, menegaskan akan menyuarakan aspirasi Nelayan di Provinsi Maluku kepada Pemerintah Pusat (Pempus).
Aspirasi tersebut terkait sejumla nelayan di daerah terpencil maupun kota selalu kesulitan dalam menankap ikan begitupun yang terjadi di Kampung Nelayan Kawasan Waihaong, Kecmatan Sirimua, Kota Ambon.
Pasalnya para nelayan yang hendak melaut harus terlebih dahulu melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat jauh dan sulit didapatkan.
“Terutama soal BBM Subsidi untuk nelayan. Jadi dengan tidak adanya aturan khusus untuk BBM kepada nelayan membuat nelayan kesulitan untuk mengakses Subsidi BBM yang jauh dari lokasi mereka,” kata Saadiah kepada awak media saat On the spot di kampung Nelayan Waihaong, Senin (27/5/2024).
Semua itu kata Saadiah bisa saja tejadi jika ada kolaborasi dari Pemerintah Provisni Maluku, Kota Ambon dan pemerintah pusat bisa melakukan regulasi memfasilatasi SPBU khusus terhadap nelayan.
“Namun, jika tidak ada kolaborasi yang bisa memfasilitas itu tentu ada jalur khusus SPBU atau SPBU umum untuk nelayaan. Sebab kuota BBM merupakan yang pertama untuk solusi mereka,” tegasnsya.
Apalagi dengan kondisi BBM yang cukup mahal sekarang ini, sudah tentu semakin membuat nelayan tidak bisa menghasilkan keuntungan. Apa lagi nilai jual BBM yang tidak sebanding dengan pendapatan para nelayan.
“Terlalu mahal BBM-nya, sementara mereka juga tidak punya kepastian untuk mendapatkan pendapatan dari hasil tangkapan. Jadi, dengan harga BBM mahal kemudian akses layanannya itu juga sulit untuk bisa mengaksesnya, otomatis membuat nelayan semakin terpuruk” ujarnya.
Menurutnya, Provisni Maluku ini 93 persen sebagian besarnya lautan. Otomatis sektor-sektor komoditi dan kebutuhan Sumber Daya Alam (SDM) harusnya di arahkan kelautan.
“Jadi kalau bicara pendapatan orang-orang maluku sebagian besarnya sebagai nelayan. Untuk itu keselamatan dan kemudahan para nelayan juga harus diutamakan,” tandasnya (KM02)
