Oleh: Simon Batmomolin, S.Sos,.M.Si.
AMBON, KM– Kursi Parlemen Maluku didominasi oleh feminis (Perempuan), baik kursi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI Maupun Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia DPD RI
Berdasarkan data Quick Count yang dilansir Komisi Pemilihan Umum (KPU) di laman pemilu2024.kpu.gp.id Sejumlah kursi di isi oleh srikandi-srikandi hebat Maluku yakni; Widya Pratiwi, dari Partai Amanat Nasional (PAN), Mercy Barends dari PDI Perjuangan, Saadiah Uluputty dari Partai PKS juga anggota DPR RI.
Sedangankan kursi DPD RI di isi oleh, Novita Anakota, Anna Latuconsina, dan Mirati Dewaningsih, sementara Patriarki di isi oleh Hendrik Lewerissa selaku anggota DPR RI dan Basri As Shiddiq Latuconsina DPD RI.
Dominasi parlem yang diduduki oleh feminis merupakan wujud perubahan baru untuk menciptakan kepemimpinan sepuluh tahun akan datang di Maluku, terlihat jelas bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Maluku lebih mendominasi ke perempuan serta tingkat konsolidasi lebih di percaya oleh masyarakat adalah perempuan yang terlihat jelas dari hasil pileg 2024.
Kekhasan kepemimpinan perempuan sebagai Mama Raja, berbeda dengan kepemimpian laki-laki. Laki-laki hanya dapat berfokus pada satu hal saja, sementara perempuan memiliki kemampuan multi focus. Perempuan memiliki kekhasan sebagai seorang ibu yang membimbing, melindungi, memelihara dan memberdayakan masyarakatnya.
Menjadi seorang ibu tidak hanya dipandang sebagai sebuah pekerjaan tetapi pelayanan. Dalam menjalani aktifitasnya, para perempuan cenderung memperhatikan detail dan proses. Sehingga keberhasilan yang mereka capai tidak hanya terlihat pada akhirnya saja, tetapi juga selama proses itu berlangsung.
Citra perempuan sebagai Ibu Raja, berhasil mendapat apresiasi dari masyarakat Maluku. Masyarakat secara sadar mengakui kemampuan perempuan dalam kepemimpinan publik. Perempuan dinilai lebih unggul secara intelektual dan kerja nyata di lapangan.
Hal ini sangat diperlukan seorang pemimpin dalam masyarakat yang punya hati dan tindakan untuk melayani sampai pada ahkir periodesasi.
Kepercayaan kepada perempuan oleh masyarakat Maluku terjadi dengan begitu kuat hal tersebut bisa saja di lihat dari lima tahun kepemimpinan sebelumnya di senayan yang terlihat aktif di lapangan didominasi oleh perempuan yang menjadi wakil rakyat untuk mendengar aspirasi, kekurangan masyarakat secara langsung, sehingga dalam proses hari ini perempuan di kasih lagi kepercayaan yang begitu besar dari suara rakyat untuk kembali melanjutkan suara mereka yang belum terjawab secara penuh.
Bukan saja dalam kursi legislatif tetapi akan bergeser sampai kursi eksekutif dimana suda terjadi kepemimpinan perempuan di Kabupaten Buru Selatan oleh Safitri Malik Soulisa dan juga suda ada yang masuk dalam bursa calon Bupati Maluku tengah Mirati Dewaningsih, sehingga perempuan hari ini tidak bisa di pandang sebelah mata atau di sepelekan dalam kontestasi politik.
Kehadiran perempuan dengan didominasi kursi di senayan menjadi catatan penting yang harus dirubah oleh laki-laki. Di mana laki-laki dalam menjalankan tugas sebagai seorang legislator, tetapi juga sebagai seorang Bapak untuk mengerti segala macam persoalan yang terjadi kepada anaknya dan itupun tidak secara jau tetapi harus turun langsung di masyarakat sehingga menyentu langsung dengan masyarakat.
Masalah tersebut terjadi dengan sejumlah fakta lapangan yang terjadi lima tahun belakangan berimplikasi sampai pada proses hari ini, maka dari keterlibatan perempuan dan keseriusan dalam memengang amanah sebagai wakil mendapatkan mandate rakyat untuk kembali memimpin dan apakah pilkada dan pilgub Maluku 2024, perempuan mengabil bagian dalam kontestasi tersebut atau menunggu hasil minang kaum patriaki terhadap kaum feminim, ibarat cinta di lamar baru di terimah atau langsung saja datang dari kaum feminis. (**)
