AMBON,Kilasmaluku.id– Pada pertengahan musim gugur, tepatnya di jantung Kota Manhattan, budaya dan produk Maluku hadir penuh warna melalui busana adat, kerajinan tas tenun, dan asesosis mutiara sebagai narasi kearifan lokal Indonesia dalam rangkaian acara New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) yang berlangsung pada 12–15 September 2025.
Acara pembukaan dimulai dengan pertemuan dan perkenalan pada tanggal 12 September 2025 di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York yang dipimpin langsung oleh Bapak Winanto Adi dari pihak KJRI dan ibu Vanny Tousignant sebagai CEO dan founder dari NYIFW LLC.
Dalam sesi pembukaan dan perkenalan ini, Bapak Winanto Adi menegaskan bahwa NYIFW bukan hanya ajang mode, tetapi bagian dari diplomasi budaya untuk memperkenalkan budaya dan produk-produk Indonesia, dari Aceh hingga Maluku dan Papua, kepada dunia. Beliau juga mengingatkan tentang perjanjian Breda pada tahun 1667 antara Belanda dan Inggris untuk mengakhiri perang dan inilah momentum penting di dalam sejarah dunia, dimana tidak ada Manhattan jika tidak ada Maluku.
Di hari yang sama, kegiatan dilanjutkan dengan kuliah umum dan presentasi tentang Nusantara Textile dengan pembicara Professor Daniel J. Cole dari New York University. Desainer yang mendukung acara ini adalah Wiesye V. Pelupessy dan Ida Wachyuni, dengan menampilkan koleksi dan berbicara tentang sejarah, proses pembuatan, dan aplikasi dalam desain modern, tekhusus kain tenun Tanimbar dari Maluku dan koleksi kain Dayak dari Kalimantan.
Tanggal 13-14, para desainer mengunjungi tempat-tempat wisata dan bersejarah di Kota New York City. Selanjutnya, tanggal 15 September 2025 adalah acara puncak NYIFW sebagai kolaborasi budaya dan mode global. Kegiatan NYIFW ini bergeser ke runway utama di distrik Fashion Manhattan.
Di sinilah busana-busana Indonesia bersaing memikat perhatian dunia dalam acara International Fashion and Arts Season 18th. Aktivitas ini tidak hanya menarik perhatian pengunjung internasional, tetapi juga memperlihatkan bagaimana seni tradisi bisa hidup berdampingan dengan industri kreatif modern.
Acara dibuka dengan menampilkan pesan dan kesan dari mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia periode 2020 – 2024, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Konsul Jenderal RI Bapak Winanto Adi, dan dari CEO dan founder NYIFW LLC., ibu Vanny Tousignant.
Pada kesempatan ini juga ditampilkan Mini Expo produk-produk Indonesia, dan diantaranya dari Maluku. Moluccas Pearl membawakan perhiasan mutiara asli sebagai sampel dari kekayaan alam Maluku dan aneka contoh kebaya serta batik motif ornamen Maluku yang menggambarkan kekayaan budaya Maluku.
Juga hadir The Ambon Manise Shop, Pusat Oleh-oleh Maluku yang berpusat di Jl. Cendrawasih, Soya Kecil, Kota Ambon, untuk memperkenalkan produk-produk terbaik dan andalan dari Maluku seperti Minyak Kayu Putih Beta yang telah menjadi idola para pengunjung. Diikuti oleh produk Minyak Rempah Oyang, Teh Rempah Sadap, Minyak Cengkeh Katong yang juga banyak diminati.
Keterlibatan budaya Maluku dalam NYIFW 2025 bukan sekadar representasi tradisi busana. Lebih dari itu, ia membawa pesan diplomasi kultural bahwa dari sebuah provinsi kepulauan di Timur Indonesia, telah lahir karya yang dapat berbicara di jantung mode dunia. NYIFW telah menjadi panggung bagi Maluku untuk memperkenalkan kekayaan tekstil dan filosofi hidup masyarakatnya.
New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) 2025 bukan hanya panggung mode, ia adalah bukti bahwa dari timur Nusantara, telah lahir karya yang mampu menyinari dunia dengan keindahan dan semangat Maluku yang tak pernah padam. (*)
