AMBON,KM.– Untuk mengurangi angka inflasi hingga menjaga stabiliasi harga Bahan Pokok (Bapok), Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM).
Pangan murah yang berlangsung Kamis, (11/7/2024), di Pelabuhan Endrico, Kecamatan Sirimau tersebut akan digelar empat kali dalam sebulan.
Penjabat Wali Kota Ambon, Dominggus N Kaya mengatakan, Gerakan Pangan Murah untuk menjaga stabilisasi pasokan harga bahan pokok di Kota Ambon.
“Hari ini Pemerintah Kota Ambon melakukan Gerakan Pangan Murah akan berlangsung di Pelabuhan Enrico, mulai pukul 07.30 WIT.GPM ini kita baru mulai hari ini dan direncanakan selama satu bulan empat kali,” kata Dominggus.
GPM kata Dominggus, merupakan salah satu implementasi strategi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan menjaga daya beli masyarakat agar tetap terjangkau atas kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan harga saat ini.
“Jadi setiap minggu, hari ini kebetulan jadinya hari kamis tapi minggu minggu depan itu nanti disetiap hari selasa,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan aturan yang sudah diterapkan oleh Pemerintah Pusat (Pempus) dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dan bisa bersaing dengan pedagang-pedagang diluar daerah.
“Kita memang possinya disini tidak bisa terlalu masuk ke sanah kita juga bisa kontrontrasi dengan keadaan tapi ini bentuk yang resmi karena ini yang di anjurkan oleh Pemerintah Pusat dan itu terjadi di seluruh indonesia terutama di kota kota besar,” ungkapnya.
Adapun Bahan Poko (Bapok) yang dijual lanjut Dominggus di antaranya yakni, Beras, Minyak Goreng, Sayur, Cabe dan lainnya.
“Bahan pangan yang di dijual antara lain, beras premium Rp. 55.000/krg, Beras Kita Premium Rp. 60.000/krg, Telur Ayam Rp. 60.000/Rak, Minyak Goreng Rp. 14 000/Liter, Gula Pasir Rp. 16 000/Kg, Sayur Sawi/Bayam/Kangkung Rp. 6.000/Kg,Ikan Kembung/Lema Rp. 15.000/K,Cabe keriting Rp. 35.000/Kg, Cabe rawit Rp. 30.000/kg,” terangnya.
Dengan dibukanya pasar murah ini diharapkan dapat bisa mengurangis angka Infalsi dan daya beli masyarakat tetap terjaga, itu yang terpenting. Sebab, selama itu inflasi kata sagat tinggi berdasarkan hitungan BPS.
“Kita berjalan dulu sambil kita melihat karena inikan dinamika inflasi berbeda beda berubah ubah
Kadang bisa naim kadang bisa turun. Kalau memang turun dan stabil masyarkaat itu mungkin kita tidak melakukan intervensib seandainya perlu lagi kita bisa setiap saat kita bisa kapan saja lakukan intervensi ini,” tandasnya. (KM02).
