AMBON,KM– Angka realisasi gabungan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi Maluku berdasarkan rilis BPS secara bulanan sejak maret 2024 tercatat 0,45 persen (mtm) mengalami deflasi.
Meski demikian jika dibandingkan dengan februari 2024 angka tersebut mengalami peningkatan deflasi 1,19 persen (mtm) dari realisasi gabungan kota di Provinsi Maluku jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka inflasi nasional sebesar 0,52 persen (mtm).
“Secara spasial, deflasi bersumber dari seluruh kota/kabupaten IHK, yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kota Tual yang tercatat masing-masing sebesar 1,16 persen (mtm), 0,27 persen (mtm), dan 0,03 persen (mtm)” kata, Deputi Kepala Perwakilan BI Maluku, Dicky R Apriyanto, Rabu (3/4/2024)
Selanjutnya, rendahnya inflasi Gabungan Kota di Maluku didorong oleh angka inflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang masih mengalami deflasi.
“Kelompok komoditas tersebut tercatat mengalami deflasi 1,67 persen (mtm), meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 2,90 persen (mtm)”sebutnya
Deflasi kelompok komoditas ini bersumber dari deflasi pada komoditas ikan layang dan ikan cakalang dengan andil masing-masing sebesar 0,20 persen (andil, mtm) dan 0,18 persen (andil, mtm).
Menurutnya, terjadinya deflasi pada komoditas perikanan sejalan dengan tingkat gelombang laut yang cenderung tenang-rendah. Sehingga berpengaruh pada tingginya pasokan ikan di Maluku terutama di Kabupaten Maluku Tengah.
Selain itu, deflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga berasal dari komoditas hortikultura antara lain tomat dan bawang merah yang masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,28 persen (andil, mtm) dan 0,11 persen (andil, mtm), seiring dengan musim panen yang berlangsung di Provinsi Maluku. Jelasnya
Realisasi deflasi di Maluku tertahan oleh kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman yang mengalami inflasi pada bulan Maret 2024. Angka realisasi Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,72 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,02 persen (mtm).
Realisasi utamanya disebabkan oleh komoditas Nasi dengan Lauk yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,03 persen (andil, mtm), mengalami peningkatan dibandingkan realisasi bulan sebelumya sebesar 0,00 persen (andil, mtm), seiring dengan peningkatan pada harga komoditas Beras dan peningkatan permintaan saat HBKN Ramadhan dan perayaan Sidi.
Dijelaskan, secara tahunan, pada Maret 2024, tekanan inflasi gabungan kota IHK di Provinsi Maluku terkendali. Inflasi tahunan tercatat sebesar 2,75 persen (yoy), menurun signifikan dibandingkan realisasi bulan sebelumnya sebesar 3,02 persen (yoy).
Inflasi tersebut lebih rendahdibandingkan tingkat inflasi Nasional sebesar 3,05 persen (yoy). Tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku tersebut masih berada di dalam rentang sasaran inflasi Nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy).
Realisasi inflasi Maret 2024 di Provinsi Maluku yang tetap rendah dan terkendali merupakan peran koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk meredam terjadinya inflasi, khususnya yang berasal dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
Untuk menghadapi risiko kedepan khususnya ketergantungan terhadap daerah sentra di luar daerah, TPID provinsi maupun kabupaten/kota terus merumuskan berbagai strategi untuk menurunkan risiko tekanan inflasi ke depan.
“Salah satu kegiatan yang dilakukan pada bulan Maret 2024 adalah kegiatan pasar murah baik di Ambon, Tual, maupun Maluku Tengah, rapat TPID dalam rangka persiapan HBKN Idul Fitri oleh TPID Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Maluku, serta sidak pasar dan distributor oleh TPID Provinsi Maluku” pungkasnya (KM01)
