AMBON,KM– Sosoknya kalem dan tenang tapi, setiap diajak berbicara soal persoalan sosial apalagi penyimpangan keuangan negara yang dilakukan oleh pejabat khususnya didaerah Kabupaten Maluku Tengah akan terlihat reaksi keras diraut wajah Sayyid Fakhri Abdurrahman Asyathry.
“pemerintah makin hari kian menunjukan arogansinya”ujarnya saat berbincang dengan kilasmaluku.id disalah satu cafe di Kota Ambon.
Fakhri, begitu begitu dia disapa. Baginya, ketidak beresan pemerintah daerah di Maluku Tengah dalam mengatur roda pembangunan yang terjadi berbagai penyimpangan keuangan daerah yang diduga dilakukan oleh oknum pejabat mengakibatkan terjadinya kemiskinan di Kabupaten tertua di Maluku tersebut.
Pria lulusan sarjana pendidikan Islam ini mengatakan keperihatinannya soal penegakan hukum yang belum profesiona dan maksimal hanya karena berbagai kepentingan.
“Kepentingan oknum tertentu mempengaruhi penegakan hukum yang belum berjalan maksimal”,ujarnya penuh sesal.
Keperihatiannya atas persoalan sosial terutama kasus-kasus korupsi yang terjadi. Membuat dirinya mendirikan lembaga sosial masyarakat (LSM) Pukat Seram dengan mengajak beberapa teman.
Hingga kini, pukat seram masih melakukan kontrol sosial walaupun diawaki oleh dirinya sendiri. Ketika ditanya soal peran pemuda dan OKP di Maluku Tengah yang konsen mengawasi pemberantasan korupsi, Fakhri mengatakan agak susah saat ini mencari atau menemukan orang atau organisasi yang konsen akan hal itu.
Mengingat dipengaruhi oleh kultur lokal seperti hubungan kekerabatan mereka dengan para pejabat yang ada di birokrasi. Hal inilah yang mengakibatkan mandeknya sosial kontrol dalam pemberantasankorupsi dan hal yang miris terjadi.
“Teman-teman aktivis atau OKP Dalam menjalankan fungsi sosial mereka mudah diatur oleh patron karena terikat akan ikatan-ikatan sosial atau kekerabatan itu. sebutnya kesal
Laki-laki yang terlihat sederhana dalam penampilannya ini merasa dirinya selama ini berjuang sendiri dalam melihat persoalan kasus-kasus korupsi yang banyak terjadi di Kabupaten yang berjuluk Pamahanu Nusa ini. Bahkan, saat ditanya akan dirinya yang pernah mendapat godaan berupa tawaran atau iming-iming materi yang besar saat mengawal kasus korupsi. Sambil mengisap sebatang rokok kretek dia mengatakan, Dirinya hampir tergoda akan tawaran yang berbau materi itu. Tapi itu baginya adalah sebuah hinaan baginya.
“Mereka meludah wajah saya, saat mendapat tawaran tersebut”,Ujarnya menggelikan
Tak terasa obrolan kami semakin larut, diakhir obrolan bersama kilasmaluku.id sempat menanyakan kepadanya sampai kapan akan berjuang memberantas korupsi di Maluku Tengah. Dengan senyum sumringah Fakhri menjawab. “Sampai mati melakukannya”.(ZA)
